Bagian 11 Pikiran Ardi bergerak melayang menapaki memori lampaunya. Dewi gadis satu kampus denganku waktu di Melbourne. Kami akrab karena perbedaan. Meski satu negara asal. Dewi yang tomboy, perempuan kuat. Sementara aku yang pendiam dan sering sakit. Senyumnya yang mirip denganmu,Nun.Membuatku tak bisa jauh darinya. Kami berteman akrab, sampai kembali ke Indonesia. Suatu hari,Dewi datang kepadaku dengan wajah muram. "Ardi, bisakah kau menolongku? " "What's wrong? " "Antar aku ke klinik aborsi" "kamu gila" "Itu jalan terbaik " "Aku antar kamu ke orang yang menghamilimu, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya" "tidak bisa dan tidak mungkin. " "mengapa? " "Itu rahasiaku, hanya aku yang berhak mengetahui siapa ayah bayi ini. " Aku geram sekali pada saat itu. Bagaimana seorang calon ibu begitu egois hanya karena harga diri dan kesenangan hidup mengambil jala...