"Benarkah aku anak pungut, ma? " Wajah bulat itu tampak manyun sambil menunggu jawabanku. Tapi aku hanya diam tak menyahut. "Mama… jawab dong! " "Siapa yang bilang? " "Ari, tetangga sebelah " "Darimana Ari tahu? Kamu percaya sama dia? " "Kata Ari dari mamanya Ari yang bilang" Sejenak dadaku bergemuruh mendengarnya. Dasar perempuan s*nd*l berkali kali sudah dia berusaha merusak kehidupanku! Teriak hatiku kacau. "Rini anak mama! Sudah titik tak ada pertanyaan." Jawabku tegas dengan sedikit emosi. Sejenak Rini tampak ragu namun kemudian tersenyum lega. Tak lama dia pun pamit hendak ke rumah temannya. ===== Sepeninggal Rini pikiranku berkelana berkejaran kembali kemasa lampau. "Halo! Ya benar dengan saya sendiri, bu Tatik" jawabku di ujung telepon. "Bayi? " jawabku kaget. "Rumah sakit…(menyebut nama RS) " "Baik,Saya segera kesana! " Aku...