Langsung ke konten utama

OLOK - OLOK MAUT

Sempat prihatin pada kabar terkini yang sedang viral di Banyuwangi tentang pembakaran gadis remaja yang dilakukan oleh teman kerjanya. 
Perilaku keji itu ternyata dilatar belakangi oleh seringnya sang gadis mengolok olok pelaku dengan kata kata dan julukan yang menyakiti hati pelaku. 
Tak disangka maut menjemput sang gadis secara tragis akibat olok oloknya yang mungkin bagi sang gadis adalah senda gurau semata. 
Dalam ajaran agama Islam telah dilarang memberikan nama-nama yang buruk. Agama Islam juga melarang untuk memanggil dan memberi gelar yang buruk (mengolok-olok) kepada orang lain. Yang dimaksud dengan mengolok-olok dan memberi gelar yang buruk  adalah menghinakan dan merendahkan orang lain. Hal itu sudah jelas haram.Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Quran,

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS.Al-Hujurat:11)

Sungguh peristiwa tersebut seolah menjadi pengingat buat kita agar selalu berhati hati dalam bertutur dan berperilaku. 
Keluhuran prilaku dan tutur adalah cermin keimanan seseorang terhadap rabb nya. 
Apalagi sebagai seorang pendidik  yang harus senantiasa menanamkan karakter luhur pada anak didiknya.
Tidaklah pantas seorang pendidik  mengatakan kepada anak didiknya "Kamu malas sekali belajar, sehingga
kamu jadi bodoh dan nilai rapornya jelek sekali. ". 
Kata-kata tersebut jika diucapkan kepada peserta didik akan menimbulkan
sakit hati. Maka Sebaiknya ucapan tersebut bisa diganti  dengan nasehat "Andaikan kamu lebih rajin mungkin nilai rapornya akan lebih baik dari nilai ini."
Benar jika hidup ini adalah panggung sandiwara. Maka dalam kondisi marah tingkat  tinggi pun.,seorang pendidik harus mampu mengelolanya dengan baik. Agar tutur yang terlepas dari ucapnya dapat terkontrol dengan baik. Tetaplah tersenyum meski tangan mengepal menahan emosi melihat perilaku anak didik kita yang bernilai k*ra*g aj*r.Ingatkan mereka dengan baik dan bahasa lembut. 
Niatkan untuk mendidik mereka menjadi generasi milenial dengan akhlak mulia. 
Jika semua hal baik telah kita lakukan,pasrahkan semua hasil pada Sang Pengatur Jagad Raya. 
Jangan marah jika hasil tak sesuai harap. Yakinlah pada  hal baik yang telah kita lakukan akan berimbas pada kebaikan pula. 
Tidak ada hal baik yang sia sia. 
Dan ingatlah selalu pada pepatah "Mulutmu Harimaumu".


Banyuwangi, 29 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?

Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals.  Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya.  Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya.  Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau.  Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda.  Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter.  Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebi...

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...