Langsung ke konten utama

RINDU MENIKAM (166)

Pentigraf
RINDU MENIKAM (166)
Banyuwangi, 28 Juni 2020

Rindu! Mengapa menyisakan sakit. Hati ini terasa berat dan membuat airmata jatuh mengalir begitu saja. Rosa memahami kepergian Rama untuk mendulang rupiah di negeri seberang. Meski hati semakin mengecil karena terkikis ragu. Setiakah Rama padanya selama itu mereka berpisah.

Dua tahun Rosa menjaga hati dan pandangan hanya tertuju pada Rama sang pujaan. Cengkrama mereka lewat vcall dan daring lainnya hanya mampu membunuh rindu seujung kuku.Rama terlihat semakin menawan dan dewasa. Sejuta khawatir bergelayut di relung hati Rosa. Namun Rosa yakin dengan kesabaran dan kesetiaan yang di jalaninya,semua akan berbuah manis. Mulai sore Rosa sudah bersolek dan terus menerus menatap kaca rias kamarnya. "Rosa, Ayo makan dulu" Panggil ibunya mengajak Rosa makan malam bersama. Rosa menjawab dirinya masih kenyang.Hari ini hari yang dinanti. Rama telah pulang begitu kabar yang diterima Rosa. Rama juga berjanji akan bersilaturahmi ke rumah Rosa. Betapa bahagia hati Rosa saat ini.Debar jantungnya mengalahkan deru ombak dermaga. Berkali kali tangan Rosa menekan dadanya untuk meredakan debar jantungnya. 

Bunyi bel di ruang tamu seakan lagu merdu di telinga Rosa malam ini. Dengan berlari terburu buru Rosa menuju ruang tamu. Tiba disana ada ibu yang sudah menyilakan Rama masuk. Rama semakin tampan dan binar bahagia berpendar di matanya. Rosa tersenyum bahagia dan hendak memeluk Rama namun urung dilakukan.Rama tak sendiri,di belakangnya berdiri sosok gadis cantik bermata sipit. Rama memperkenalkan gadis itu padanya.Rosa terpana! Tangan mereka saling menggenggam mesra. Tak perlu penjelasan bagi Rosa. Dan bumi terasa terbelah menenggelamkannya. Teman baik! Demikian Rama menyebut dirinya di depan gadis bermata sipit. 

#kreasri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?

Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals.  Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya.  Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya.  Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau.  Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda.  Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter.  Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebi...

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...