Langsung ke konten utama

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?



Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals. 
Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya. 
Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya. 
Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau. 
Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda. 
Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter. 
Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Kembali ke Rhoma dan Iwan Fals. Mereka berbeda karakter dalam membawakan lagu yang sama. Membuat mereka memiliki ciri mereka sendiri dan tidak dapat ditiru secara persis oleh siapapun itu. 
Mungkin ada Rhoma kw, Iwan Fals kw dengan suara yang mirip. Namun para kw tersebut tidak dapat memiliki Kharisma yang terpancar dari Rhoma dan Iwan Fals yang asli. 
Sangatlah pantas jika kemudian mereka memiliki banyak penggemar. Kharisma yang tak bisa ditiru siapapun.Hanya mereka yang punya dengan gaya dan ciri mereka sendiri. 
Ada kesamaan rumus dalam pembelajaran. Meski dengan materi dan kompetensi sama yang diajarkan , masing masing guru memiliki karakter  atau ciri khas dalam mengajarkannya. Disinilah kemudian muncul guru " like" dan guru "dislike".Guru yang tidak memiliki karakter,awut awutan, tidak ada persiapan dalam mengajar tentu akan masuk golongan "dislike".Ibarat meniti ranting rapuh gaya mereka mengajar, ambyar, tawar dan tak ada penekanan. 
Sebaliknya guru yang menguasai ilmunya,tahu saat saat siswanya dalam zona emas. Tahu kapan saat berhenti kapan saat lanjut.Mampu memunculkan ritme yang dinamis tidak monoton, selalu fresh. Mereka akan masuk golongan "like" Atau bahkan favorit bagi siswanya. 
Karakter kuat guru dapat menjadi inspirasi siswa dan stimulus untuk menerima ilmu  dan mempelajari nya dengan sukarela dan menyenangkan. Membawa siswa dalam melodi pembelajaran yang menyenangkan, menyegarkan bak embun pagi. Melenakan bak bisikan peri mimpi. Merayu, membelai, membuat siswa tergugah dan senang mempelajari nya. Tanpa paksaan, tanpa siksaan, tanpa hukuman. Mendidik secara menyenangkan. Yakinlah jika ilmu belum juga tertransfer setidaknya berilah mereka pengalaman yang menyenangkan, mimpi indah agar mereka mampu terbang menggapai impian. 
Maka… 
Sudahkah anda memiliki nya? 
Karakter sekali lagi karakter. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...