"Ibu, maafkan saya! " Ucap Dian
"Ibu maafkan. " Sahut bu Kania.
"Bisakah nilai kelompok saya menjadi tuntas? "
"Tidak bisa"
Bu Kania menatap Dian lama. Sebenarnya tidak tega untuk membicarakan ini dengan Dian. Tapi menurutnya ketegasan dibutuhkan untuk saat ini agar mahasiswa tidak menyepelekannya.
Dian termasuk mahasiswa yang rajin dan cekatan. Semua tugas perkuliahan dia kerjakan dengan baik termasuk pada mata kuliah Bu Kania. Hanya sayang untuk saat ini teman satu kelompoknya tidak ada yang bertanggung jawab. Semua tugas personality diserahkan pada Dian. Dan teman temannya hanya ongkang ongkang. Ini harus diluruskan agar tidak berlarut larut. Minimal membuat Dian menjadi orang yang mampu mengajak teman kelompoknya untuk belajar bersama dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Itu yang dipikirkan bu Kania saat memberikan nilai gagal pada Dian dan anggota kelompoknya.
"Kamu tahu kenapa kamu saya beri nilai gagal? "
"......"
"Karena kamu tidak bisa membuat kelompokmu kompak. " ujar bu Kania
"Begini saja, saya beri tugas kelompok baru, beritahu ke teman temanmu dan saya ingin melihat kekompakan kalian dalam presentasi, minggu depan.Mengerti? " Papar bu Kania panjang lebar.
Dengan lemah Dian mengangguk.
Dalam hati dia membenci sekali dosen perempuan yang satu ini.Pantas saja panggilan "lady killer " melekat padanya.
Bagaimana bisa bu Kania memberinya nilai gagal padahal semua materi kelompok dengan terpaksa dia yang mencari. Pikir Dian. Kompak? Dia terjebak diantara anggota kelompok yang tidak bertanggung jawab. Mereka semua menghindari mengerjakan tugas saat tugas kelompok di bagikan. Dia sudah mati matian berjuang untuk kelompok ini. Sampai membuat printout laporan presentasi untuk di berikan pada kelompoknya H -1 sebelum jadwal presentasi agar mereka bisa minimal menghafal materi presentasi yang menjadi tugas mereka . Tapi apa balasannya? Nol kosong.Dirinya tetap gagal. Dengan pikiran galau Dianl melangkah gontai menyusuri koridor kampus.
"Bagaimana ini? " Tanya Hani pada tiga temannya yang lain.
"Lanjut rencananya tidak? "Sambung Hani lagi. Saat ini mereka berempat sedang menikmati segarnya es campur kantin sambil melihat Dian yang berjalan gontai dikejauhan.
"Nggak ah, selesai sudah. Aku nggak mau gagal lagi. " Jawab Wina dibalas anggukan kedua temannya yang lain.
Hani menghela napas. Sebenarnya dia juga berpikiran sama. Tidak mau gagal lagi. Hanya untuk memberi Dian pelajaran,Hani sepakat dengan ketiga temannya untuk membuat kelompok mereka gagal. Hani tidak suka pada Dian. Tidak suka pada keangkuhan Dian. Menganggap dirinya sendiri paling pandai.Paling rajin. Paling kompeten.
Rasakan sekarang.Kegagalan kau dapatkan. Batin Hani senang. Meski dengan gagalnya Dian berarti gagal juga untuk mereka berempat. Tak mengapa. Asalkan bisa memberi pelajaran pada Dian bahwa hidup tak bisa selalu sendiri. Terkadang Hidup membutuhkan orang lain untuk menjadikannya sempurna. Dian harus tahu itu.Tidak lagi Meremehkan orang lain yang kemampuannya pas pasan. Pikir Hani.
Banyuwangi, 04 Maret 2020
Komentar
Posting Komentar