Langsung ke konten utama

ONTHONG LAN VIRUS CORONA

ONTHONG LAN VIRUS CORONA
(JANGAN KHAWATIR ADA SUBTITLENYA) 

"Gawanen mrene onthong iku! " kongkon bu Lita ambi nuding barang werna abang pucuke kuning. 
Ambi gilo gigil gigil Ayu nguwakaken barang iku nang emake. 
"Paran iki mak? "
"Onthong"
"Apa bisa di pangan? "
"Bisa, hang bengen sira pangan ambi pelasan iwak"
"Hang endi,mak?"
"Waktu pengajian iko yah, dimasak dadi jangan bali. "
"Oh, hang wernane putih iku? " jawab Ayu mari mikir sedilut,nginget inget. 
"Taping hang iki wernane sing putih. "
"Iku njerone hang putih"
"Makane, sekali kali miluo emak masak nang pawon geno sira weruh. " Jawab bu Lita. 
"Iki isun wis milu, mak" jawab Ayu ambi mbesengut. 
"Milu ndeleng " Jawab bu Lita dibales ambi eseman ngaleme Ayu. 
Sak uwise ngerijigi onthong, bu Lita nggodog onthong ana njero dandhang nduwure kompor hang urip. 
" Onthong iku kejaba endul dipangan uga akeh khasiate." Jare bu Lita. 
Sedeng Ayu mageh ngonceti bawang ambi ngrungokaken. 
"Bisa enggo obat darah tinggi, maag, kurang darah, hing bisa ng*s*ng,kanker ambi… " Bu Lita sing nerusaken kalimate kerana lali. 
"Ayu… ,sira kerungu ta osing emak iki celathu. 
"Kula mirengaken ,mak" Jawabe Ayu ambi magih ngonceti bawang.  

Omong omongan emak lan anak iku mandheg sedilut,moro moro dikagetaken ambi pitakonane Ayu. 
"Onthong bisa dienggo anti virus corona osing mak? " Ayu takon cemeplos polos. 
"Hah! " bu Lita mendelik kaget. 

Sawetara udan cilik cilik mulai mudun, latar nang ngarepan umah wis kepus. 
Gule onthong wis cemepak dikancani tempe goreng, iwak bawal goreng hang mageh metu weleke lan sambel terasi. Ambune masakan sedhep semerambah celuk celuk uwong sak umah. 
Sing kathik di wekasi pada teka ngubengi meja panggonane panganan. 
Kabeh ngucap syukur kanggo nikmat hang sing mari mari diwehaken ambi hang kuasa. 
Hing usah mikiri apa onthong bisa nyegah virus corona ta hing. 
Hang penting saiki madang. 
Ngerasakaken nikmat lan rizki hang Alloh sukani. 
Hasbunalloh wa nikmal wakil nikmal maula wa ni'man nashir.

SUB TITLE

JANTUNG PISANG DAN VIRUS CORONA

"Kemarikan jantung pisang itu!" perintah bu Lita sambil menuding benda berwarna merah dengan ujung menguning. 
Dengan jijay Ayu memberikan benda itu pada ibunya. 
"Apa itu bu? "
"Jantung pisang"
"Apa bisa dimakan? "
"Bisa, dulu yang kamu makan bareng pepes ikan"
"Yang mana, bu? "
"Waktu pengajian itu, dimasak jadi sayur bali"
"Oh, yang warna putih itu? "jawab Ayu setelah beberapa saat berusaha mengingat. 
"Tapi yang ini warnanya nggak putih. "
"Itu dalamnya yang putih"
"Makanya, sesekali ikut ibu memasak di dapur supaya tahu" jawab bu Lita. 
"Ini sudah ikut" jawab Ayu bersungut. 
"Ikut ngeliat" Jawab bu Lita di balas cengiran manja Ayu. 

Setelah  membersihkan jantung pisang, bu Lita merebusnya dalam panci diatas kompor yang menyala. 
"Jantung pisang, selain enak dimakan juga banyak khasiatnya. " Kata bu Lita
Sementara Ayu hanya mendengarkan sambil mengupas kulit bawang.
"Bisa untuk obat hipertensi, maag, anemia, sembelit, kanker, sama… ." Bu Lita tak meneruskan kalimatnya karena lupa.
"Ayu… ,denger nggak sih ibu ngomong"
"Denger Bu" jawab Ayu masih mengupas bawang. 

Percakapan ibu dan anak itu berhenti sebentar. Tiba tiba Ayu dikagetkan dengan pertanyaan Ayu. 
"Bisa untuk anti virus corona nggak, Bu?" Tanya Ayu polos. 
"Hah! " seru bu Lita 

Sementara hujan gerimis mulai membasahi halaman. 
Gulai jantung pisang telah terhidang ditemani tempe goreng, ikan bawal goreng yang masih mengepulkan asap dan sambal terasi. Menguarkan aroma memikat seisi rumah. Tanpa dikomando datang mengelilingi meja makan. 
Semua mengucap syukur pada nikmat yang tak henti dikaruniakan. 
Tak perlu pikirkan apa jantung pisang  bisa menangkal virus corona atau tidak. Yang penting sekarang makan. Menikmati karunia yang Alloh berikan. 
Hasbunalloh wa nikmal wakil nikmal maula wa ni'man nashir.

Banyuwangi, 08 Maret 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?

Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals.  Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya.  Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya.  Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau.  Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda.  Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter.  Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebi...

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...