"Sentuhlah dia tepat dihatinya,dia kan jadi milikmu selamanya, sentuh dengan sepenuh jiwa, buat hatinya terbang melayang… ."
Sepenggal bait lagu yang dinyanyikan Penyanyi kondang era 90,seolah mengingatkan saya. Mengingatkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran bersama dia yang disebut siswa haruslah dengan sepenuh jiwa.
Pemikiran ini bukan hanya teori belaka. Karena saya pernah membuktikannya. Sampai sekarang.
Peristiwa kecil yang menjadi bukti hal tersebut, misalnya saat pembelajaran saya memanggil nama siswa dengan benar. Artinya saya tahu si A yang saya panggil duduk disebelah mana, dan pandangan saya mengarah padanya. Hanya perlakuan kecil saya pada si A yang menunjukkan bahwa saya peduli dan mengenalnya memberikan umpan balik yang luar biasa. Setelah kejadian itu saya perhatikan si A mulai antusias dalam pembelajaran, mulai berani bertanya saat menemukan kesulitan dan bersemangat.
Itu membuktikan sentuhan saya dalam bentuk mengingat nama siswa memberi respon positif bagi psikologi siswa yang bersangkutan.
Muhammad Fauzil Adhim dalam Suara Hidayatullah (Maret 2011) mengatakan bahwa setiap anak bisa sukses apabila dididik oleh guru efektif. Maksudnya Tali penyambung antara materi dengan perhatian siswa terjalin begitu erat.
Intinya siswa jangan hanya dijejali dengan materi yang padat berisi saja namun perhatian secara implisit pada siswa saat proses pembelajaran juga harus diperhatikan.
Menurut saya guru juga harus memiliki "selling skill" yaitu mampu "menjual" barang dagangannya dalam hal ini ilmu yang diampunya agar dapat diterima siswa dengan baik. Tentu saja trik menarik perhatian dan mengambil hati siswa sebagai konsumen sangat diperlukan .
Dalam hal ini alat yang paling ampuh untuk digunakan adalah metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga tatap muka yang dilakukan penuh warna dan gaya. Trik ampuh lainnya yang juga tak kalah penting menurut saya untuk menyentuh hati siswa adalah performance atau penampilan yang memikat dan mempesona.
Performance yang mempesona siswa sebenarnya dapat diaktualisasikan dengan lima "S" yang sederhana.
Apa sajakah itu?
1.Senyum,
2.Salam,
3.Sapa,
4.sopan,
dan yang terakhir yang agak berat
5.sabar.
Jadi, mulailah untuk menyentuh hati siswa dengan gerakan lima "S" ini, kemudian rasakan sensasinya.
Saya yakin "dagangan" anda dalam hal ini ilmu yang anda ampu akan diminati siswa.
Berani mencoba? Siapa takut.
Banyuwangi, 22 Pebruari 2020
Komentar
Posting Komentar