Langsung ke konten utama

PETE DAN AMAL SHOLIH



"Siapa sih yang dari kamar mandi? "
"Bau pete"
"Nyiramnya kurang"
Aku terdiam, ku dengarkan saja omelan teman ku  bu Wati. 
"Ya udah bu, tolong disiramkan sekalian kasih wi*p*l hitung-hitung amal sholeh"
Celetuk bu Irma sambil tersenyum .
Aku yang mendengar percakapan ini masih terdiam. 
"Siram sendiri sana, enak saja nyuruh nyuruh,bukan saya yang makan pete"
Semprot bu Wati sambil melotot pada bu Irma. 
Masih dalam diam aku beranjak dari tempatku menuju sumber masalah. Kamar mandi tentu saja. 
Segera kusiram kamar mandi sambil menahan napas tak lupa kutambah pengharum agar bau menyengat pete menghilang. Beres. 
Bu Wati dan bu Irma melongo melihat yang ku lakukan. 
"Memang bu Ida yang makan pete? " tanya mereka hampir berbarengan. 
"Nggak" jawabku singkat
Mereka bertanya dalam tatap mereka padaku
"Hitung-hitung beramal sholeh" Jawabku sekenanya. 
Mereka berdua terdiam. Tak tahu apa yang mereka pikirkan. Yang jelas kamar mandi di ruang guru sekarang tak lagi bau. Dan suasana tenang kurasakan karena omelan bu Wati berhenti dengan sendirinya. 
Terkadang  contoh perbuatan jauh lebih efektif daripada nasehat ucapan. 
Replika bu Wati banyak disekitar kita.Mereka hanya bisa mengkritik dan mengeluh tentang suatu hal yang kurang menyenangkan tanpa melakukan solusi untuk mengatasinya. Meskipun mereka tahu dan bisa melakukan solusi permasalahan tersebut. Golongan bu Wati hanya bisa mengeluh dan protes. Lain halnya dengan orang yang setipe bu Irma.Mereka memiliki nasehat,solusi dan jalan keluar yang luar biasa dalam suatu permasalahan tetapi tidak disertai tindakan nyata.Orang-orang setipe bu Irma ini sering dijuluki NATO (No Action Talk Only). Hanya sedikit yang bertipe macam bu Ida.Tipe pemantau,tak banyak bicara,tetapi langsung memberi solusi dalam bentuk tindakan.
Dan yang paling luar biasa banyak jumlahnya adalah orang dengan tipe yang terakhir.Yang manakah itu? Adalah dia.Sang pembuat masalah.Orang yang membuat kamar mandi berbau tak sedap.Orang yang tidak bertanggung jawab terhadap akibat dari perbuatan yang dilakukannya.Tanpa rasa bersalah.Tanpa rasa berdosa.Tanpa ada keinginan untuk mengakui perbuatan buruknya dan tidak berusaha memperbaikinya. Tipe orang macam ini adalah tipe orang yang kehilangan tongkat (kata Rhoma dalam lagunya) . Tipe orang-orang yang melupakan DIA. 
DIA dengan segala kesempurnaanNYA. DIA yang maha melihat dan tak pernah tidur. 
Semoga kita bukan bagian manusia yang merugi.Semoga kita merupakan bagian dari orang-orang yang menggunakan waktunya untuk kebaikan dan beramal sholih.amin.

Banyuwangi, 12 Pebruari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?

Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals.  Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya.  Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya.  Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau.  Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda.  Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter.  Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebi...

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...