Senangnya bisa bersama satu komunitas yang memiliki visi sama yaitu mengembangkan literasi membaca dan menulis menjadi suatu budaya dan karakter.
Setelah mengikuti kegiatan sagusabu di Banyuwangi ,alhamdulillah saya bisa bersahabat dengan kawan kawan di seluruh nusantara yang ingin memiliki habit menulis dan menulis. Ditambah tantangan dari gurusiana semakin mengobarkan semangat untuk menulis.
Banyak kawan dalam hal positif, banyak ilmu bertebaran, saya tinggal memungutinya dan memahaminya semampu saya.
Seperti Pentigraf.
Saya baru ngeh dengan itu setelah membaca tulisan Bu Mueti dan Pak He Dayat (Salam hormat untuk beliau berdua).
Saya tertarik, dan inilah hasil dari rasa tertarik saya.
Pentigraf singkatan dari Cerpen Tiga Paragraf.
Menurut Wikipedia Karya sastra jenis baru ini, kali pertama digagas dan dikembangkan oleh sastrawan dan akademikus dari Unesa, Dr. Tengsoe Tjahjono.
Disebut pentigraf karena syarat utamanya adalah terdiri dari tiga paragraf, tidak kurang dan tidak lebih. Karena hal tersebut maka pentigraf harus memiliki tokoh, alur cerita, dan konflik yang kuat.
Pemilihan diksi yang tepat sangat diperlukan dalam pentigraf.
Pentigraf termasuk dalam kelompok cerita mini, yaitu cerita pendek yang pendek (flash fiction).
Tidak ada batasan kata dalam pentigraf, biasanya dari 250 hingga 1000 kata.
Tetapi pentigraf lebih dibatasi pada jumlah paragraf (alinea) yaitu tiga paragraf. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi penulis karena memungkinkan penulis lebih leluasa menuangkan gagasannya.
Kepadatan teks dalam pentigraf biasanya serupa puisi sehingga mendorong penulis untuk menguraikan cerita secara padat.
Selain itu disarankan dalam pentigraf dialog atau percakapan langsung sebaiknya dikurangi dan lebih baik dinarasikan.
Dan yang paling penting agar pentigraf memiliki daya tarik ,berilah kejutan pada akhir cerita.
Karena singkatnya, pentigraf bisa ditulis dimana saja dalam waktu singkat sekalipun. Misalnya saat menunggu ojol, ataupun saat menempuh perjalanan dan menunggu yang membosankan, menulis pentigraf dapat menjadi solusi membunuh waktu yang mengasyikkan dan bermanfaat.
Contoh Pentigraf buatan saya. (semoga benar)
KALAP
"Jangan dibunuh!"
"Kamu jahat! " kau berseru dengan muka merah padam.
Orang dengan celemek putih itu tetap saja mengayunkan pisau sembelihnya dan darah segar menggenang. Kau menangis meraung raung. Bau anyir darah menusuk hidungku. Aku terpaksa memegangi dirimu yang kalap.
"Sudah diam! " Seru Ayah di tengah kekacauan itu. Sedang ibu hanya diam terpaku. Seolah menunggu.Kami semua saling berpandangan dalam diam. Suasana menjadi mencekam.
"Rafi! Bawa adikmu ke mobil! " perintah Ayah. Tanpa kata kuseret adik yang masih meraung raung dan berusaha menyelamatkannya.
Semenjak adikku menjadi anggota komunitas penyayang binatang.Kejadian serupa itu selalu terjadi saat adik diajak ke pasar daging. Kami selalu lupa akan hal itu. Perilaku anehnya dimulai dari dengan tidak memakan sesuatu dari hewan. Sampai meraung dan menangis dengan ekstrim saat ada hewan yang disembelih.Meski itu hewan yang dihalalkan untuk dikonsumsi. Seperti saat ini. Dia menangis tersedu sedu disebelahku. Dan aku hanya diam dan mengambil napas panjang serta berharap ayah dan ibu segera keluar dari pasar daging itu.
Banyuwangi, 18 Pebruari 2020
Komentar
Posting Komentar