Langsung ke konten utama

KAU BERBEDA, KAU ORISINAL


Aku tak ingin jatuh cinta padamu
Namun ketikan lincah tanganmu membuatku tersungkur dan terikat
Selalu menanti karyamu di setiap hari
Menunggu bukan lagi membosankan 
Menunggu buah pikirmu yang menggigit dan renyah disetiap tulisan 
Tulisan pemula itu hanya julukan
Kau unik dan menarik dalam setiap tulisan
Mencoba memahami dan mengambil hikmah dari tulisan yang kau sebarkan
Kau berbeda, kau orisinil
Hingga membuatku terikat dalam jaring pemikat yang kau buat
Jaring pemikat dalam kata yang tersusun apik
Menimbulkan tawa dan rasa penasaranku sebelum selesai kubaca tulisanmu 
Ah… sungguh aku tak ingin jatuh cinta padamu
Kadang aku berpikir… 
Apa karena tampang profilemu yang memikat
Apa karena jumlah followermu yang membludak
Apa karena… 
Ah… tak kutahu alasanku 
Mengapa selalu kutunggu tulisanmu
mungkin gaya bahasamu yang menjerat
Mungkin juga topik tulisanmu yang hebat
Atau mungkin karena opinimu yang tepat dan akurat 
Selalu dan selalu kutunggu karyamu
Aku tahu kau tak kan pernah absen mengunggah tulisanmu
Aku tahu kau kan selalu konsisten mengikuti tantangan itu
Ibarat keberuntungan buatku
Karena hal itu akan membuatku bisa selalu membaca tulisanmu setiap hari 
Wahai… 
Tak sabar diriku menunggu hari berlalu 
Hanya untuk dapat membaca tulisanmu kembali
Tulisan baru yang membawa berjuta energi
Meniupkan semangat tinggi untuk terus menulis lagi
Bahwa ide bisa didapat dari manapun
Dari hal remeh, receh sekalipun
Namun jika dikemas dengan lihai dan apik akan menjadi unik dan menarik
Seperti tulisanmu yang selalu kutunggu
Tulisanmu ibarat candu buatku
Selalu menenangkan dan menyenangkan 
Melihat sesuatu dari sisi yang berbeda
Menuangkannya dalam tulisan penuh makna
Tanpa penghakiman dan pemisahan
Biarlah diriku dan pembaca lain yang menilai apakah yang kau tulis itu benar ataupun tidak 
Hanya kesimpulan dari versi yang berbeda dan sudut pandang yang tak sama
Ah… membaca tulisanmu membawa sensasi lain dihatiku
Rasa berdebar, menggelora bertalu talu
Membangunkan hasrat menulisku
Menyisakan mata tak kunjung terpejam sebelum karya baru kuciptakan
Bagaimana ini...
Jeratmu membuatku tak mampu berkutik
Semakin kubuka ruang pikirku semakin mengalir deras ide ide unik mengalir
Aku terpedaya olehmu
Oleh tulisanmu yang mempesona
Membuatku ikut larut dalam prahara berkarya
Menulis tiada henti, untuk terus menginspirasi 
Meski tiada yang melirik dan menghampiri
Dan sepertinya aku tetap jatuh hati padamu,pada tulisanmu,pada karya karyamu
Teruslah menulis agar menjadi pelita buatku
Teruslah berkarya agar diriku berkembang tak layu
Ingatlah
Karyamu selalu kutunggu

Banyuwangi, 04 Pebruari 2020








Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?

Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals.  Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya.  Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya.  Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau.  Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda.  Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter.  Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebi...

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...