Langsung ke konten utama

GURU JULID, APAKAH ANDA?


Siang itu,Enno curhat pada mamanya. 
"Enno heran deh sama Bu Yati. "
"Kenapa kok heran? "
"Ulangan dapat nilai jelek dimarahi,katanya malas lah, gak belajar lah, padahal sebenarnya kamu bisa cuman malas gak mau belajar. "
"terus… ?" sang mama bertanya. 
"Eh giliran Enno dapat bagus, bu Yati malah curiga dan bilang"
"bilang apa? "
"Nyontek kamu ya? Tumben dapat bagus? Nyontek ke siapa? Ibu gak percaya deh,ayo nanti ulangan ulang" omel Enno sambil cemberut. 
"katakan saja kalau kamu belajar nak"
"Sudah ma, tapi bu Yati tetap tak percaya"
"Malas ah, belajar nya. "
"Lho, kok gitu"
"Percuma kan, capek capek belajar, dapat nilai bagus,eh malah dicurigai nyontek. "
Kutipan curhatan Enno ke mamanya menunjukkan bagaimana seorang ibu guru Yati dengan tanpa sadar melakukan tindakan julid pada Enno.
Dalam KBBI terbaru kata 'julid' bermakna iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, biasanya dilakukan dengan menulis komentar, status, atau pendapat di media sosial yang menyudutkan orang tertentu.
Prilaku bu yati dan komentar negatif terhadap keberhasilan muridnya Enno saat mendapatkan nilai bagus ketika ulangan Sering kita jumpai dalam beberapa lembaga pendidikan. Entah apa yang mendasari seorang pendidik bisa berlaku demikian.Memang bukan iri dengki yang mendasari komentar negatif tersebut. Namun sikap Julid guru  berdasarkan ilustrasi tersebut akhirnya menjadikan murid bereaksi secara negatif. Siswa akhirnya menjadi tidak kompetitif lagi. Malas belajar. Karena menurut mereka serajin apapun belajar tetaplah sang guru tidak mempercayainya. 
Ada beberapa tips agar kita sebagai pendidik tidak terjebak dalam pemikiran julid pada murid antara lain :
1.Siapkan instrumen penilaian yang memiliki tingkat kejujuran tinggi dalam asessmentnya. Artinya instrumen penilaian itu mengecilkan peluang murid untuk nyontek.
2.Jika curiga dengan kejujuran murid, sampaikan dengan cara bijak dan tidak menyinggung. 
3.Jika dua hal tersebut sudah dilakukan,Ulangi penilaian secara bersama jangan hanya beberapa siswa yang dicurigai sehingga murid menerima dan tidak bereaksi negatif.

Suatu hal yang harus disadari pendidik,bahwa murid adalah individu yang tidak sama satu dengan yang lainnya.Masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan dari sudut yang berbeda, mereka butuh dipahami bukan untuk dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Pandanglah Murid sebagai individu yang terus berubah dan berkembang.
Sekarang tidak bisa bukan mustahil besok mereka menjadi yang diunggulkan. 
Sekarang mendapat nilai jelek bisa jadi besok nilai mereka malah menjadi yang terbaik. 

Ingatlah bahwa kita sebagai guru akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Di dunia gaji memang tidak seberapa, jangan kotori keuntungan akhirat dengan menodai profesi mulia ini. Niatkan menjadi guru sebagai ibadah. Jadikan pekerjaan guru sebagai ladang amal yang akan dipanen hasilnya kelak di akhirat. Selamat berjuang wahai para pahlawan ilmu! Semoga dari tanganmu akan lahir generasi tangguh, berilmu, dan berakhlak yang mampu memimpin bangsa dan negara ini.

Banyuwangi, 06 Pebruari 2020



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?

Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals.  Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya.  Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya.  Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau.  Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda.  Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter.  Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebi...

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...