Langsung ke konten utama

DULIT


AHAD OSING 
DULIT (SUBTITLE)

Ambi rasa kuatir isun mlaku ngliwati dalan hang sepi iki. Rumangsanisun ana hang milu nang mburinisun. 
Srek! Suwara iku nambah jantung isun kemeretek kenceng.
Sun cepetaken olehe isun mlaku ambi noleh memburi. Kaya kaya ana ayang ayang nang mburinisun. Rasa wedi hang sun rasa tambah gedhi ditambah maning ambi cerita dulit lan adol wong wadon sawetara iki. Heng sadar isun mlayu kenceng. Suwara wong mlayu nang mburinisun sansaya kenceng  pisa, ngewedeni tambah marek,marek lan… 
Gubrak! Isun tiba ngguling ring dalan iku. Untunge ana sepasang lancing prawan hang liwat. Isun slamet. Wong hang nututi isun akhire mandheg.
Sakbenere masiya wedi isun uga penasaran ambi penguntit hang mesti nututi isun akhir akhir iki. Masalahe Iyane cuma nututi baen heng ngelakoni paran paran. Yara aneh! 
"Ikah, kelendi iki? " Isun takon pas mari hun ceritakaken kejadian abeh hang hun alami. 
"Isun penasaran pisan sih, ayo engko hun kancani sira muleh. Jawabe enteng. 
"Hah! Serius! Awake dewek iki wong wadon, pada baen mlaku bareng jak keloron, heng bisa bantu. Jawab isun. 
"Malah iyane oleh bonus wong wadon siji maning. Jawab isun susah. 
"munggone temenan wong iku dulit? "
"...."

Wengi iki kene mutusaken milu sarane Ikah. Ikah ngacani isun mulih. Lan ndeleng wong lanang hang menurut isun dulit alias wong hang demen nyulik uwong. Ikah pinter silat, sore ambi tegel iyane ngeyakinaken isun supaya milu ambi strategine kanggo nangkep dulit. 
"Siap? " Ikah takon. 
Isun njawab ambi nguweni tanda OK masiya atinisun mulai deg degan .
Perjalanan hang menegangkan dimulai. 
Pas nyampek nang dalan hang sun warahno nang Ikah jantung isun mulai deg degan maning. 
Iku wonge! 
Tangan Isun hang nyekel tangane Ikah tambah hun cengkrem. Ikah noleh nang isun lan ndeleng sekitar dalan. Suasana tambah mencekam sun rasa. ditambah udan alus, lengkap wes. Sak ketipan sun deleng rupane Ikah.Meneng tanpa ekspresi. Sun goyang tangane kene hang mageh pada cekelan. Ikah noleh nang isun kaya takon hang endi uwonge? 
Ya Allah! Ikah heng katon! 
Uwong iku saiki ngadheg nang pojokan dalan. Klambine sarwa cemeng, noleh nang isun. Isun mejegrek. Kadung Ikah heng katon berarti… .
Isun mandheg olehe mlaku. Ikah uga milu mandheg. 
Isun saiki ngerti. Apuwa uwong iku cuma meneng baen. 
"Hang endi uwonge? " Ikah takon ambi toleh toleh nang dalan. 
"Iyane ngadheg nang pojokan dalan" isun njawab. 
"Hang endi, heng ana uwong! " jawab Ikah.
Wong iku mageh ndelengi isun lan Ikah. Meneng. Buru isun sadar kadung rupane pucet. Mara mara baen isun paham. Ikah noleh isun heng paham ambi situasi iki. 
Isun mageh noleh nang wong lanang neng pojokan dalan. Isun Indigo.

PENCULIK (Subtitle Indonesia )

Dengan resah kususuri jalan sepi ini. Aku merasa ada yang mengikuti dari belakang. 
srek! Suara itu membuat jantungku berdegup kencang. 
Kupercepat langkah sambil menoleh kebelakang. Seolah ada bayangan di belakangku. Ketakutanku semakin memuncak ditambah rumor penculikan dan perdagangan perempuan saat ini tanpa sadar aku berlari kencang. Kudengar langkah kaki dengan derap menakutkan semakin mendekat,mendekat dan… .
Gubrak!  Aku terjatuh berguling di jalanan itu. Beruntung ada sepasang remaja yang lewat. Aku selamat. Orang dibelakangku berhenti mengikuti.
Sebenarnya  selain takut aku juga penasaran dengan penguntit yang selalu mengikuti diriku akhir akhir ini. Masalahnya dia hanya mengikuti diriku, tidak melakukan apapun. Aneh kan! 
"Ikah, bagaimana ini? " Tanyaku sesaat setelah ku ceritakan kejadian aneh yang kualami. 
"Aku penasaran juga sih, ayo nanti ku temani kamu pulang " ujarnya enteng. 
"Hah! Serius! Kita ini perempuan, sama saja kalau jalan berdua, tak bisa membantu. "jawabku
"Malah dia dapat bonus satu perempuan lagi. "Jawabku muram. 
"Emang kamu yakin dia penculik? "
"...."


Malam ini kami putuskan mengikuti saran Ikah.Dia akan menemaniku pulang. Dan melihat lelaki yang menurutku adalah seorang penculik. 
Ikah pandai beladiri, kemarin dengan penuh keyakinan dia meyakinkan diriku untuk mengikuti strateginya meringkus sang penculik. 
"Siap? " Tanya Ikah. 
Kujawab dengan tanda OK meski hatiku mulai berdebar. 
Perjalanan yang menegangkan dimulai. 
Tiba di jalanan yang sudah aku beritahukan pada Ikah detak jantungku mulai berdebar kembali. 
Itu dia! 
Genggaman tanganku mengerat. Ikah memandangku kemudian melihat sekeliling. Suasana semakin mencekam aku rasakan ditambah gerimis tipis, lengkap sudah. 
Sekilas ku lihat wajah Ikah. Diam tanpa ekspresi. 
Kugoyangkan tangan kami yang saling menggenggam  
Ikah menoleh padaku dengan pandangan seolah bertanya mana orangnya? 


Ya Tuhan! Ikah tidak melihatnya! 
Orang itu sekarang berdiri terang terangan di sudut jalan. Bajunya serba hitam, menatapku nanar. Aku terhenyak. 
Kalau Ikah tidak melihat berarti… .
Kuhentikan langkahku. Ikah ikut menghentikan langkahnya. 
Aku mengerti sekarang. 
Mengapa orang itu hanya diam. 
"Mana orangnya?" Tanya Ikah dengan mata melihat situasi jalan. 
"Dia berdiri di sudut jalan. " Kataku. 
"Mana tak ada orang! "Jawab Ikah. 
Dia masih memandang kami berdua. Diam. Baru kusadari wajahnya pucat.
Tiba tiba pemahaman itu menohok pikiran ku. Ikah menatapku tak mengerti. Tatapanku beralih pada lelaki di sudut jalan. Aku indigo. 

Banyuwangi, 23 Pebruari 2020.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?

Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals.  Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya.  Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya.  Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau.  Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda.  Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter.  Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebi...

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...