Bagian 5.
Kulihat Bia berlari dengan napas tersengal.
Kutanya dia lewat tatap mata, ada apa?
Apa yang terjadi?
"Ardi… " masih tersengal
"Ardi… .." sekarang dia membungkuk sambil mengambil napas ngos ngosan.
"kenapa? " tanyaku, entah… hatiku berdesir.
"dibawa kerumah sakit, sesaknya kambuh"
"alatnya hilang."
"alat apa? "
"pelega pernapasan, hilang. "
"tak tahu siapa yang ambil"
Kuketatkan genggaman tanganku.
Berkeringat.
Memucat wajahku. Rasa bersalah mulai mewarnai hatiku.
Bergerak gelisah, tak sadar kulangkahkan kaki tak tentu.
"Nun… "
Tak ada sahutan
"Nun… " Panggil Bia lebih keras membuat telinga berdengung.
"Kamu khawatir? "
Bersambung 💚💚💚
Komentar
Posting Komentar