Bagian 4
Nun… Maafkan aku. Begitu Ardi memulai tulisannya.
Sungguh bukan maksud hatiku membuatmu bersedih.
Aku hanya suka melihat rambutmu tergerai. Indah mempesona. Membuatku ingin membelainya.
Nun… jangan membenciku.
Mungkin aku lelaki yang tak pandai mengutarakan rasa hati.
Biar kusimpan topimu ini.
Lama Ardi terdiam setelah kata terakhir tertulis. Dia masih mengingat paras Inun yang membara. Ardi tersenyum. Perlahan Dia tulis kembali ungkapan hatinya.
Nun… Memang benar jika cinta buta. Tak mengenal asal usulnya. Datangnya tiba tiba. Hanya segar dan damai saat bertemu sua.
Nun… Bagaimana bisa kusambungkan benang kasih ini pada hatimu yang terlanjur keras menghitam karena ulahku.
Nun… maafkan aku.
Komentar
Posting Komentar