Langsung ke konten utama

BELAJAR NAIK SEPEDA (AHAD OSING)

BELAJAR NUMPAK SEPEDA

Atinisun ngenes, heng kerasa iluh ngerambang nang mata ndeleng lare keloron. Lare lare iku Fira lan Alvin hang goncengan numpak sepeda mlaku ngaji. 
Rasa senenge ati emak hang ndeleng anake rukun keloron. 
Rasa sumringah ndeleng anake keloron patheng lan sing nduwe kesel nuntut ilmu agama. 
Panggonan ngaji lare loro iku sing adoh teka ngumah, ngliwati dalanan ndesa,Embok Fira ambi semangat hang gedhi mancat sepedane. Sedeng adike Alvin lungguh nurut nang goncengan mburi sepeda. 
Umure lare loro iku kacek limang taun. 
Akeh cerita tukaran hang dilakoni lare loro iku taping keakraban lan kerukunan hang isun deleng saiki ngilangaken cerita mau. 
Mageh ambi mata hang mbrebes iluh,isun nututi sepeda mini iku ambi sepeda motor. 
Sithik sithik sun deleng Alvin mesem ambi ndudokaken untu rugese. 
Sampek nang pertelon isun melong " Ati ati ya tek, emak ngeteraken nyampek kene. "
"iya mak, assalamualaikum… " perungonisun Fira njawab nggawe isun mesem ngenes. 
Isun dadahaken tangan waktu Alvin noleh disaut dadahe Alvin pertanda pisahan .
Ring njero ati isun ngucap syukur kanggo kedadean kabeh iki. 
Kanggo kesehatane anak anak isun. 
Kanggo anugerah hang sing ono watese hang Alloh wenekaken isun. 
Masiya ana secuil lara ring uripisun. 
Ananging iku sing nggarahi isun lemah. 
Isun kudu kuat, paran maning kanggo masa depan  anak anak isun. 
Udan gerimis ngancani lelakune isun mulih mari ngeteraken lare keloron. 
Ibere siwi manuk hang adoh nang awang awang ngiringi lelakune isun ring umah. Umahe emak hang wes tuwek. Katon pager tuwek kang wis keropos, umah cat biru kang sederhana. Emak mageh sing ana,kays biasane ngaji ring pesantren saben jumat bedhug. Kaya dina iki. 
Isun lungguh ring ngarep umahe emak. Ambi nginget eseme Fira waktu pertama bisa numpak sepeda. Ambi dikancani Alvin kang mblayu mblayu ring mburine. 
"Emak, isun bisa" ucape Fira bungah. 
"Alhamdulillah, edheng edheng baen mancate, aja kati kesel. " nasehat isun. 
"Nggih mak"
Lelakune sira magih adoh, tek
Bakal sira temoni akwh watu cilik lan gedhi. 
Sira kudu pinter nyeimbangaken sepeda sira, supaya hing tiba lan nabrak aspal. 
Waktu sira tiba bisa baen akeh uwong hang ngelokaken sira. Seneng ambi kesusahan hang sira rasa. 
Nanging ingeto, sira sing dewekan. Kerana Alloh mesti bareng ambi uwong hang nduweni ati sabar. 
Pancaten sepeda sira beng! Sampek tujuan kang sira karepi. 
Emak mesti ring kene ndeleng lan ngancani sira njuwuti sekabehane impenan sira. 

SUBTITLE
BELAJAR NAIK SEPEDA

Hatiku terharu tak terasa airmata mengambang disudut mata melihat mereka. 
Mereka Fira dan Alvin sedang berboncengan naik sepeda menuju tempat mereka mengaji. 
Rasa senang seorang ibu yang melihat kedua anaknya rukun 
Rasa bahagia melihat mereka berdua dengan rajin dan tak kenal lelah menuntut ilmu agama. 
Tempat mereka mengaji memang tak begitu jauh dari rumah, melewati jalanan kampung, sang kakak Fira dengan penuh semangat mengayuh sepedanya sedangkan Si adik Alvin duduk patuh di boncengan belakang sepeda. 
Usia mereka terpaut lima tahun. Ada banyak pertengkaran yang mereka lalui namun keakraban dan kerukunan yang kulihat kini menghilangkannya. 
Masih dengan mata berkaca kaca kuikuti sepeda mini itu dengan sepeda motor. 
Sesekali kulihat Alvin menoleh kebelakang tersenyum mempertontonkan gigi gigisnya. 
Sampai dipertigaan penghujung jalan kuberteriak "Hati hati ya nak, mama antar sampai disini. "
"Iya ma, assalamualaikum.. " kudengar jawaban Fira yang membuatku tersenyum haru. 
Kulambaikan tanganku saat Alvin menoleh pada ku disambut lambaian tangan Alvin tanda selamat tinggal. 
Dalam hati ku bersyukur untuk semua ini. 
Untuk kesehatan anak anakku. Untuk anugerah yang tiada terhingga yang Alloh berikan padaku. 
Meski ada secuil duka dalam hidupku. Itu tak membuatku lemah. 
Aku harus kuat, terutama untuk masa depan anak anakku. 
Hujan rintik menemani perjalanan pulangku usai mengantar mereka berdua. 
Kelepak sayap burung nun jauh diatas sana seakan mengiringi perjalananku menuju rumah. Rumah ibuku yang telah tua. Terlihat pagar tua yang telah keropos, rumah bercat biru yang bersahaja. Ibu sedang tak dirumah seperti biasa mengaji di pesantren setiap jumat siang. Seperti hari ini. 
Aku duduk terdiam di muka rumah ibu. Sambil mengingat keceriaan Fira saat pertama kali berhasil naik sepeda. Dengan diiringi Alvin yang berlari lari di belakangnya. 
"Mama, aku bisa" Seru Fira senang. 
"Alhamdulillah, pelan pelan saja mengayuhnya,jangan terlalu capek. " nasehatku. 
"Iya ma"
Perjalananmu masih jauh nak. 
Akan kau temui banyak batu kecil dan besar. 
Kamu harus pandai menyeimbangkan sepedamu, agar tak kandas dan jatuh terbentur aspal. 
Jatuhmu nanti bisa saja membuat beberapa orang mengolokmu. Senang dengan kesusahan yang kau dapat. 
Namun ingatlah, engkau tak sendiri. Karena Alloh akan selalu bersama orang yang sabar. 
Kayuhlah sepedamu nak! sampai tujuan yang kau kehendaki. 
Mama akan selalu disini melihat dan menemanimu meraih semua mimpi. 

Banyuwangi, 1 Maret 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTER, APAKAH ANDA SUDAH PUNYA?

Tulisan ini terpikir saat saya melihat tayangan  live maut dua penyanyi kawakan lintas genre musik. Rhoma Irama dan Iwan Fals.  Dua musisi yang tak diragukan lagi karya karya besarnya.  Saya menyukai keduanya. Saya memiliki lagu favorit ciptaan mereka berdua. Lagu Iwan Fals dengan judul "Ibu" selalu membuat saya menitikkan  airmata. Lagu Rhoma paling favorit buat saya berjudul "Mardatillah"selalu menggugah sisi spiritualitas saya setiap mendengar nya.  Duet mereka membawakan lagu "Mirasantika" ciptaan Rhoma sungguh memukau.  Satu lagu yang sama dinyanyikan dengan gaya dan khas yang berbeda dari keduanya. Sama sama enak didengar.Sama merdunya. Menyentuh hati pendengarnya dengan cara berbeda.  Baru saya sadari inilah yang dimaksud dengan karakter.  Dalam sebuah tulisan di liputan 6.com dikatakan karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebi...

Penopang Singgasana

  Penopang Singgasana Banyuwangi, 26 Maret 2022 == Salah tak mau disalahkan  Membusung dada menjengkelkan  Tetap kukuh Benar Cobalah berpindah sudut pandang  Agar menjadi lapang Buah pemikiran  Perasaan  Bubuhi sedikit nikmat kontemplasi  Agar sesat diri Dapat dihindari  Dini Banyak membaca dan berempati Jauhkan picik nurani Sabar terpatri Sejati Telunjuk dengan garang menuding Empat jemari tertekuk Menunjuk diri Sendiri  Sesekali turunlah menunduk kebawah Lihatlah kaki goyah Penopang singgasana  Megah Bukan uang pengganti jerih Sedikit sikap peduli  Rasa melindungi  Mengayomi Peluk persaudaraan lebih memikat Daripada uang laknat Tanpa berkat Sekerat ==

PENGABDIAN

Aduh bagaimana ini?  Bu Mei susah sekali hari ini, cuaca sekitar sekolahnya yang panas semakin membuat hatinya resah.  Siang ini seperti biasa bu Mei berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan naik angkot.  Meski sekolah tempatnya mengajar sangat jauh dari rumahnya dan harus ditempuh dengan naik angkot, bu Mei selalu semangat. Watak tanggung jawab yang dimilikinya membuat bu Mei jarang sekali absen.  Sekolah bu Mei terletak di kampung yang letaknya satu kilo dari tempat bu Mei turun dari angkot.  Itu Pun bukan halangan buat bu Mei untuk berjalan menuju sekolahnya.  Baginya mengajar ditempat ini adalah langkah untuk belajar dan menimba pengalaman.  Disamping mengajar bu Mei juga masih kuliah semester awal, setelah setahun lulus dari sekolah tingkat atas bu Mei memutuskan untuk lanjut kuliah dengan mandiri. Karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.  Hey! Jangan disangka bu Mei sudah tua ya? Bu Mei adalah sosok gadis manis ...